Minggu, 18 November 2012

4 days fo(u)r Books!

pagi para bloggers :)
sekarang sudah jam 1 pagi kurang empat menit waktu jam rumah saya. Sambil buat post yang gak tau apa maksudnya ini saya sambil mendengerkan OST nya perahu kertas. Yap! lagu ini kayaknya akan menjadi salah satu lagu fave saya minggu ini.

Well, post ini dimulai dari beberapa rekomen buku yang menemani saya beberapa waktu ini.1. Detective Conan Lol. I still love this comic. :) komik yang belum pernah bisa saya benar-benar "tinggalkan" rupanya. Bahkan kadang saya mengharap ini komik jangan ada tamatnya dulu (yah.. walaupun mungkin beberapa orang udah sangat kesal ya kenapa ini komik gak ada tamat-tamatnya haha). 

Tapi, diluar saya memang menginginkan "terus ditemani" sama komik ini, saya pengen kok supaya gosho aoyama-sensei cepat menuliskan skrip endingnya. Saya gak mau lho sampai kejadian yang terjadi pada Fujiko Fujio (author Doraemon) tersebut terjadi pada beliau :). Sehat selalu gosho aoyama sensei! 

 2. Lovecats! 
"sebaik-baiknya cowok yang ada di dunia ini adalah cowok yang sayang sama kucing. terutama kucing gue!" so simple and not important quotes yang tertera di cover novel remaja tersebut. Tapi, quote ini juga lho yang bikin saya tergelitik bawa novel ini buat masuk ke kantung belanjaan. hihi.. (FYI: soalnya saya catlovers)

Well, cerita dalam novel ini memang ringan khas remaja. Tapi, buat kalian yang suka novel ringan dan bosan dengan suasana "cinta-cintaan" yang biasanya dibawakan oleh rata-rata novel teenlit lainnya, novel ini bisa jadi alternatifnya. Ceritanya soal kehidupan si pemilik kucing dan kehidupan sehari-harinya. 

Menurut saya, prinsip persahabatannya jauh lebih bisa dicerna dan keringanan kisah ini pun bisa bawa mood pembacanya jadi baik lho. (Terbukti pada saya! haha) 

 3. Catatan Musim 
"Satu Janji Pada Satu Sore" 
 saya gak mau membocorkan lebih banyak soal novel ini. Yang pasti saya suka. :) 

bahasa pengantar yang digunakan sangatlah baik. Bukan hanya seperti kita membaca suatu buku yang seru atau cerita yang menarik. Tetapi, bahasanya bisa menghantarkan kita seakan kitalah tokoh utama di dalamnya. 

 4. Obsesi Well, ini teenlit jadul sebenernya. Saya aja menemukannya di rak buku saya dengan keadaan masih tersampul dan tertempel lho harganya. (maaf ya buat opar yang udah rekomen dari lama. baru sempet baca kemarin).
Tapi, soal cerita.. bagus kok. Sekali lagi, walau teenlit.. buat mereka yang memang ingin cerita ringan, namun manis, namun butuh sedikit analisa dan juga sentuhan "mistis"nya. Boleh kok cek novel ini :)

Seenggaknya itu list buku yang saya baca 4 hari ini untuk membangkitkan mood saya.
Kalian punya rekomen?
Share yaa :) hihi




tenkyu

Wahyu Nurul
Selengkapnya...

Kamis, 26 Agustus 2010

Moral sang buaya (?)

"buaya darat"
"dasar kau memang buaya!"

======
di sisi lain
"teladanilah sang buaya", tertulis di salah satu kertas souvenir pernikahan yang saya dapatkan dari pernikahan sepupu saya, beberapa tahun yang lalu.

Lantas, sebenarnya sikap apa yang harus diteladani dari buaya ini? bukankah, buaya ini adalah bentuk dari "kambing hitam" para manusia yang "kesal dengan pacarnya", "diselingkuhi?", dan lain-lain sebagainya dan seterusnya. (?)

Hei hei.. mengapa kalian begitu menghardik sang buaya tersebut?
Tahukah kalian, bahwa buaya ketika sedang melakukan proses reproduksi, atau sedang melakukan proses "penambahan keturunan" , dia tidak pernah menampakkannya seperti hewan lain.. sebut saja kucing misalnya, yang dapat kita lihat mungkin "kawin dimana saja", atau sebut saja manusia.. yang dengan hebat dan bangganya menampilkan kemesraan di muka publik? melakukan perlakuan-perlakuan yang menuju "zina" dengan bangga dan angkuhnya.
Seekor buaya biasanya jika sedang melakukan proses reproduksi, dan ternyata seketika ada mahluk lain datang dan dapat melihat apa yang akan hendak ia lakukan, maka buaya itu akan mengusirnya sejauh mungkin, setidaknya sampai tidak akan ada mahluk lain yang dapat melihat apa yang akan diperbuatnya.

Jadi, siapa sebenarnya yang lebih baik. Buaya kah?atau tindakan manusia tersebut?
Buaya saja, yang paling sering dihardik manusia dan dikambing hitamkan ternyata masih memiliki malu, memiliki moral yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Lantas, mengapa manusia yang jelas-jelas diciptakan Tuhan dengan hati, pikiran, dan AKAL. tetapi sayang... jarang dari "mereka" yang mau memakainya.


Mengapa?
mengapa kalian tidak mau meneladani bahkan sang buaya tersebut. yang paling sering kalian hardik? yang bahkan ternyata memiliki moral mungkin saja jauh lebih baik dari kalian?



(*ps: kritik dan saran dipersilahkan
++semoga kalian tidak termasuk orang-orang yang moralnya tidak lebih baik dari sang buaya :) setidaknya, mari kita belajar dan meneladani sikap moral baik sang buaya


++link referensi,, [mengenai buaya] *tambahan*
Selengkapnya...

Sabtu, 24 Juli 2010

Jadi orang "kaya"



Kaya? Siapa yang tidak mau dikatakan “kaya”? rasanya, hampir semua orang menginginkan demikian [walaupun saya yakin, yang tidak juga banyak]

Tetapi, kaya yang bagaimana yang akan saya bahas disini? Tentu bukan kaya materi yang sombong dan lain hal sebagainya. Makanya, “kaya” itu sangat mudah.
Coba saja.. sebelumnya kita harus melakukan hal-hal ini


1. tidak boros dan banyak tabungan [orang yang kaya, adalah orang yang memiliki lebih banyak income dibanding outcome? Adalagi.. orang yang kaya adalah mereka yang banyak memiliki tabungan dibandingkan pengeluaran]

2. bersedekahlah sebagian hartamu [jangan bertindak sebagai orang miskin yang tidak mampu menyisihkan bahkan uang sekecil apapun untuk bersedekah. Bertingkahlah sebagai orang yang kaya materi maupun moral]

3. cintailah produk negeri [apa hubungannya? Maksud saya, utamakanlah produk negeri dibandingkan gengsi dan egoisme konsumerisme anda dengan hanya mementingkan “merk” cintailah produk negeri, sampai mereka terkenal di dunia seperti Batik]

4. visit Indonesia [lho? Apa lagi hubungannya? Tentu ada… berwisata keluar negeri tentu jauh lebih mahal dibandingkan wisata lokal. Masih banyak sekali lokasi indah di Indonesia, seperti Bali, kepulauan seribu, taman laut bunaken, taman safari ragunan, dan bahkan banyak tempat lain. Sampai-sampai banyak “wisata asing” di negeri ini.. misalnya wisata di Little Venice, yang merupakan banyak potongan dunia disini] ++bule saja lebih murah dan lebih memilih berwisata ke Indonesia, masa kita tidak?

5. punyailah harga diri [maksudnya? Maksud saya, janganlah kamu memiliki mental miskin dan pecundang. Mau dibayar demi kelakuan/tindakan yang merugikan orang lain, apalagi bangsa dan Negara. Janganlah kamu mau menyenangkan mereka para pecundang Negara ini yang memberi bayaran ketika kamu berdemo maupun berunjuk rasa ataupun ‘terpaksa’ memilih suatu golongan ketika pemilu. Dan janganlah kamu menjadi pecundang ketika kamu mau berkorupsi apalagi mencuri]

6. pilihlah makanan bergizi dibandingkan makanan “modern” (?) [ya.. kata orang sehat itu mahal? Padahal tidak, makanan sehat akan jauh lebih murah jika kita pikirkan. Yang mahal.. justru mereka bahan-bahan konsumsi tidak sehat dan “cepat saji”]

7. beribadahlah sesuai ajaran Tuhanmu [janganlah kamu sesat di dalam dunia, dengan miskinnya iman. Padahal hidup sebenarnya ada di akhirat. Dan bertindaklah sebaik-baiknya. Janganlah kamu menjadi buta dan miskin dalam segala hal, karena orang yang taat beragama adalah mereka yang kaya, dalam hal yang baik]

8. bertindaklah seperti Tuan Rumah di Negeri sendiri [maksudnya? Kalian.. berbanggalah dengan status kalian sebagai warga Negara ini. Jangan kalian jauh lebih membanggakan Negara orang lain. Sehingga mereka justru mencibir kita, dengan mereka jauh lebih mencintai kebudayaan kita dibandingkan kita sendiri]




Jadi, masuk golongan manakah kalian? Kaya/miskin?
Saya harap, kalian masuk golongan mereka yang “kaya” bukan secara materi saja. Tetapi secara moral, mental, maupun harga diri.


Terima kasih

--kritik dan saran dipersilahkan--
Selengkapnya...

Rabu, 14 Juli 2010

Penyesalan itu selalu datang di akhir, kalau di awal itu namanya “kesadaran”

Yap. Para bloggers, hari ini saya ingin sedikit berbagi cerita, mengenai curhatan yang semoga dapat memberi masukan bagi kawan semua.

Beberapa posting lalu saya memosting sejenis artikel “sindiran” dengan model monolog, dan sebagainya. Ada juga yang saya posting murni cerpen. Tapi kali ini saya ingin mengajak para bloggers untuk sedikit “berkomunikasi” dengan saya.

Yap, tema hari ini adalah “penyesalan” atau “kesadaran” (?)

Mengapa saya angkat tema ini? Sebenarnya, karena hari ini saya dibagikan KHS [Kartu Hasil Studi] di kampus saya. Jadi, tadi siang-siang sepulang saya ada kelas, saya mengambil KHS tersebut setelah menunggu teman saya berkumpul. Ketika semua teman saya meyakinkan hasil saya bagus, saya pun memberanikan diri membuka map yang telah saya ambil. Dan voila! Saya berhasil sangat terkejut. Mengapa? Ya.. hasil saya ini begitu mencengangkan. IP saya merosot. Haha, bukan berita baik memang. Tapi, walaupun begitu saya masih mensyukuri kalau hasil IPK saya masih berada di atas angka 3 [angka 3 dalam Indeks Prestasi itu masuk dalam golongan “sangat memuaskan”]

Hmmm. Baiklah, apa yang saya lakukan? Spontan saya menangisi 2 angka “C” disana T.T dan satu angka “D” T.T sungguh sangat menyesali. Tapi? Inikah yang namanya penyesalan? Ataukah ini namanya “kesadaran”? sebagian orang tentu mengatakan ini adalah “penyesalan” karena penyesalan selalu datang di akhir. Tapi bagi saya ini justru “kesadaran” untuk saya. Dimana saya semester lima, yaitu semester depan saya harus meningkatkan prestasi belajar saya. [semoga saja prestasi belajar saya bisa kembali menjadi semester 1]



BTT [back to topic] kembali ke dalam kata penyesalan dan kesadaran.

Yah.. penyesalan selalu datang terlambat , tentu kalian semua sangat sering mendengarnya. Yah.. kalau datang di awal itu namanya baru “kesadaran”. Lalu, mengapa saya bilang KHS saya tadi bukan harus saya sadari, bukan saya “sesali”. Karena, penyesalan itu adalah bentuk respon negatif dari 'hasil akhir' dari segala perilaku kita yang tidak baik di masa lalu. Dengan kata ini banyak orang menganggap “dengan penyesalan tidak ada yang bisa diperbaiki, semuanya sudah hancur” dan lain hal lagi. Berbeda dengan kesadaran, kesadaran pasti dapat memacu kita untuk menjadi lebih baik. Dimana masih banyak kesempatan lainnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. [ingat.. kesadaran itu adalah kondisi kita mengetahui kesalahan kita di masa lalu dan tidak boleh kita ulangi di masa depan, dan kita harus merubah kesalahan itu menjadi kebaikan]

Maka dari itu, walaupun KHS saya ini adalah hasil akhir dari semester sekarang, saya terus berharap [dan berusaha tentunya!] untuk meningkatkan lagi hasil ini menjadi masuk kategori yang terbaik [amin]. Karena, hasil hari ini bukan akhir dari segalanya. Justru hasil hari ini, adalah pemacu saya untuk lebih berusaha dalam kondisi apapun. Karena bermalas-malasan, dan “main-main” dalam mengerjakan sesuatu [termasuk “menggampangkan masalah”] tentu bukan hal yang bijak. Jadi, keep positive thinking and do your best tomorrow. Agar semuanya menjadi baik. Dan menjadi kesadaran yang sesungguhnya. Jangan sampai menjadi penyesalan. Karena harus kalian ketahui, dibalik sesuatu yang terkadang kalian anggap “penyesalan” terkadang hal itu bukanlah penyesalan sesungguhnya, ketika kita sadari ada kesempatan di masa depan untuk “merubahnya” menjadi lebih baik.


--Jadi, sadarilah suatu kesalahan yang pernah ada, sebelum kesadaran itu berubah menjadi sebuah penyesalan.--


_________________________________________________

++ dan untuk sekedar tambahan, masih berkaitan dengan beberapa posting saya sebelumnya. Negara Indonesia masih dan selalu ada di antara kita dengan sejuta kekayaannya. Dengan sejuta keindahan dan kebaikannya. Jangan kita selalu mengingat hal buruk dan keburukkannya selalu. Jangan kita selalu mengumbar kejelekan Negara ini sehingga membuat kita apatis dalam menyelesaikan masalah yang ada di Negeri ini. Jangan sampai segala sesuatunya menjadi “penyesalan” seperti yang saya katakan di atas. Teruslah berusaha sadar.. bahwa Negeri ini sangat indah dengan sejuta kekayaannya. Masih terlalu banyak kesempatan untuk mengubah Negeri ini menjadi sangat indah dan maju. Semangatlah kawan  jika Negeri ini bahagia, maka itu adalah kebahagiaan kita juga. Bukan orang lain.





 kritik, saran, dan segala komentar diterima [dimohon jangan menjatuhkan tapi ya]. Silahkan kirim pendapat kalian apapun mengenai post ini dan isinya. Terima kasih sobat semuanya.
Selengkapnya...

Sabtu, 10 Juli 2010

Tangisan anak Negeri

Lagi-lagi tangis ini pecah. Pecah dalam hati, tidak kuperlihatkan. Tangisan teraneh yang pernah kurasakan adalah tangisan seperti ini. Tangisan dimana aku tidak mengetahui mengapa kumenangis. Tangisan yang tidak kuketahui apa sebab asal muasal perasaan ini.

Jadi..

“perasaan apa ini sesungguhnya”, tanyaku berulang kali terhadap diriku sendiri.
“tak tau..”, kuberusaha menjawab tanya itu sendiri.

Aku selalu mencoba mencari asal muasal dari mana perasaan ini. Apa ini?

Kusadari, seharian ini aku tertawa bahagia. Berusaha menenggelamkan segala perasaan ini. Aku rasa aku berhasil. Tetapi? Apa daya? Perasaanku tetap tak bisa kukendalikan. Rasanya dia selalu mau mengacaukan air mata ini yang dari tadi berlomba hendak keluar, tetapi kutarik kutahan agar dia tidak mau menetes ke bumi.

Aku terdiam… mengingat sesuatu yang mungkin menyebabkan perasaan ini.

Tapi kusadari, bukan itu. Kucari, kucari.. dan tetap kucari..

Dari mana perasaan itu?!

Dan tetap tak kuketahui.


Aku ingin menangis.. atas sesuatu yang tidak sedang bersedih.
Aku ingin dengan alasan yang tak kuketahui
Aku ingin menangis, bercucuran air mata, dengan alasan, sesuatu, dan apapun yang berhubungan dengan itu yang bahkan tidak dapat kuperkirakan dan tidak dapat kucari tau. Padahal, ini adalah diriku. Mengapa? Sungguh.. aku sangat tidak tau.

Ataukah..

Mungkin mata, dan segala inderaku memang tidak merasakannya, tidak menyadarinya. Tetapi sebenarnya, aku sedang menangisi apa yang terjadi pada negeri ini? Segala tangisan orang lain dapat kudengar tidak melalui telinga, segala rasa iba yang dapat kulihat bukan dengan kedua bola mataku, segala rasa empati yang hadir bukan dengan indera perasaku. Tetapi hadir dengan segala perasaanku dari hati. Rasa.. ingin menangisi.. apa yang sedang terjadi di Negara ini.

Dimana orang tidak lagi peduli kepada mereka yang membutuhkan pertolongan.. tetapi mereka justru berusaha berlomba untuk kejayaan mereka sendiri. Dengan menyiksa mereka yang lemah, mengambil hak mereka, bahkan juga “menggunakan” mereka untuk menjadikan mereka alat dimana mereka dapat saling berebut kekuasaan.


Dan mungkin…


Itulah asal muasal tangisan ini.

Tangisan, anak Negri





Ps:
1. mereka yang tidak peduli dengan mereka yang membutuhkan pertolongan = mereka yang mampu tapi “belagak miskin” karena mereka bahkan tidak memiliki sebagian harta yang dapat disedeahkan
2. berlomba mencari kejayaan = mereka yang berlomba mencari kebahagiaan dengan kesedihan, dengan mengambil hak orang lain. Dan bahkan sedang menyiksa batin dan fisik mereka yang telah terdzalimi.
3. “menggunakan” mereka sebagai “alat” = mereka yang membujuk banyak orang untuk ikutan menjatuhkan kekuasaan, mereka berkata untuk kejayaan. Padahal, mereka sedang berusaha menjatuhkan kekuasaan untuk kepentingan mereka. Dan andaikan mereka berhasil mereka tetap akan atau semakin menyiksa mereka, yang telah dijadikan “alat” dengan bahkan bayaran uang 100rb? 50rb? Atau bahkan 10rb?


Semoga kalian menjadi orang yang menangisi kepedihan perihnya “mereka yang tersakiti di Negri ini”, bukan menjadi mereka yang mau diperalat. Atau bahkan, mereka yang memperalat.


--kritik dan saran dipersilahkan--
Selengkapnya...

Related Posts with Thumbnails