Sepertinya perasaan “aura gelapku” muncul kembali.
Menghiasi segala keterangan cahaya matahari. Padahal kemarin aku tersenyum dan tertawa. Siapakah yang tau?
Aku dan hidupku. Hanya sekedar kisah? Tentu tidak. Hidup bukanlah sebuah kisah cuma - cuma tanpa tujuan. Sekali lagi aku berkata pada hidupku “mengapa cepat sekali atmosfernya berubah?”
Kuingat ingat kembali sehari yang lalu. Aku tertawa dan bahagia. Berbeda sekali dengan sekarang. Rasanya ingin pergi ke ujung dunia, ufuk matahari, tersedot oleh black hole, dan hilang ditelan angin.
**********
Serasa beberapa menit yang lalu aku mengatakan mengeluh karena bosan. Sekarang aku merasakan bahagia kembali. Ternyata kuingat-ingat bosanku memiliki sebab. Baru saja aku membuka situs jejaring sosial yang telah lama tak kubuka. Di tempat itu penuh berbagai macam kenanganku dengan kawan lama yang telah kulupakan. Kubuang jauh memori tentangnya. Dan kukubur dalam – dalam.
Di sana masih terdapat beberapa file foto foto lamaku, yang sudah terhapus dari segala memoriku. Secara tak sengaja.
Yang pertama, segala fotoku yang terhapus karena virus ganas pada flash disc kecilku. Kedua, laptop lamaku rusak dan tentu beberapa file tertinggal di sana.
Lembaran foto yang kucetakpun telah using termakan serangga. Dikarenakan segala lembaran itu tak ingin kujumput sedikitpun.
Detik ini aku kembali mengingat masa indahku beberapa tahun lalu. Tersenyum, bersama sahabat. Tapi? Apakah yang ia lakukan kemudian? Mengkhianati tanpa henti. Memfitnah dan mencaci. Mungkin saja jika kulakukan padanya sumpah serapah yang tak berujung, dia akan mendapatkan balasannya.
Tetapi…
Aku bukanlah pendendam. Dengan kesalahan masa lalu yang kupendam, lantas aku berbuat yang sedemikian rupa. Tetapi, dalam diri juga kutanamkan, tak akan kubiarkan dia mengusik saja sedikitpun hidupku.
Kuputar kembali memori, dia berapa tahun lalu mengirimi ku pesan, melalui media handphone dan juga internet. Isinya minta maaf, bersuratkan “telah mendapat karma”
Melihatnya terkadang aku berkata “cuih” kau pikir aku ini apa? Robot tak berperasaan? Kau permainkan segala perkataan maafmu berulang kali. Kau pikir sahabat macam apa kau ini. kubantu kau dalam berbagai macam permasalahan. Tetapi kau rela berkata maaf dan maaf tanpa sesal.
Lihat saja, seuatu saat kau akan merasakan yang kurasakan. Atau tidak, tak akan sekalipun kau dapatkan bahagiamu di masa depan. Mungkin sekarang bukan rasa dendamku yang keluar, tapi segala rasa amarahku tak bisa ditahan lagi.
Lalu sedikit kuingat sekarang ini, berbagai kisahku. Tak ingin aku mengingatnya kembali.
Sekarang… aura telah kurasakan secercah cahayanya. Menghiasi hangatnya dunia. Dan cobalah aku untuk mensyukurinya.
Walaupun mungkin akan ada Tanya dalam hidup.
“apakah yang kulakukan ini salah”
Dan menimbulkan berbagai macam pelik pikiran. Mulai menjawab ya dan tidaknya bersamaan.
Belum lagi, kutanyakan ketika hidup sedikit banyak sulit “apa salahku?”
Ditambah lagi pertanyaan konyol dari dalam diri “siapakah aku?”
Dan seterusnya…
Mungkin andai aku menginginkan segalanya lenyap. Segala pertanyaan itu hilang. Tak akan pernah terjadi. Aku hanya melihat ini adalah hidup. Jalankanlah dengan sebaik-baiknya, agar mencapai hasil yang terbaik. Tanpa ambisi tidak jelas dan serupanya. Hidup ini terkadang seperti air mengalir. Dia juga punya muaranya. Terkadang ia terbawa awan karena sengatnya panas. Lalu turun kembali ke bumi berjalan dengan siklus yang sesuai.
Itulah hidup. Dan inilah hidup.
Rr Wahyu Nurul Fitri R
Jakarta, Bintaro
01 Agustus 2009
pukul: 16.00
0 comments:
Posting Komentar
Mohon kritik & sarannya yang membangun...
jangan menjatuhkan, ataupun semacamnya.
Terima kasih atas partisipasinya ^^