Kamis, 20 Agustus 2009

sayap yang hilang


Dalam kisah… sedih dan tawaku. Bahagia dan tangisku… indah dan burukku.. tak satupun orang tau.

Kalian pikir akulah sesosok anak yang tanpa masalah, ataupun tertutup dan mungkin misterius. Tak mungkin kukatakan pada kalian semua tentangku bukan?

Tapi tenang saja, bahagia dan sedihku setidaknya akan kubagi bersamamu kawan…

Sama seperti kau bercerita segala raga sedih dan indah senyummu. Akulah yang mau menikmati kisahmu. Larut dalam alurmu, ikut bahagia dalam cinta dan kasih dari kalian semua.

Terkadang, aku ingin berkata seucap maaf. Aku tak seperti yang kau inginkan. Aku suka berputar putar, berotasi, berevolusi, bertransformasi, menjadi diriku yang ini dan yang lainnya.

Bukannya aku berkepribadian ganda. Sekali lagi, dengan segala yang kumiliki. Aku hanya sesosok yang terkadang ingin “sok misterius”. Aku berlaga dengan topeng hitam. Padahal aku bukanlah penjahat malam yang mencuri selayaknya kucing kecil. Tapi aku bukan pula malaikat bersayap dua yang akan selalu terbang, kemudian menyanjungmu ke segala indah kehidupan. Karena sekali lagi “aku manusia biasa”

Aku berlaga bukan seperti dalam sinetron, memainkan segala nada indah sedih tawa tangis hanya untuk tujuan tidak jelas, egoisme dan segala kepentingan dirimu dan lingkunganmu.

Dapatkah kau berkata “aku bahagia untuk semuanya”

Tapi sekali lagi. Aku bukan malaikat. Diciptakan Tuhan untuk tau semua. Tak punya nafsu.

Kata orang, aku tak pernah marah? Bahkan, tak bisa marah?

Kembali aku bertanya “adakah orang seperti itu?”

Dia bertanya pula “kaulah orangnya”

Akupun marah dan berteriak kepadanya “siapa yang tak bisa marah?!”

Dirinya diam tak berkutik. Sekali ini dia berkata bagai tom and Gerry bertukar posisi, sepatu dan topi bertukar fungsi, dan pula langit dan bumi yang saling berganti lokasi.

“kamu aneh! Dasar maunya dingertiin”, pergi dia dan meninggalkan segala percakapan yang tadi. Aku heran bukan kepalang. Sebenarnya apalah dia? Berkata seenak apa yang ingin diucapkan.

Padahal, segala penat hidupku tak kukatakan karena aku tak ingin mengusik segala keindahan kehidupan orang lain. Ukiran indah tawa mereka. Dan sebagainya.

Dan aku? Biarlah memendam semua perasaan bergejolak dalam diriku.

Kemudian berkata

“aku tak cantik apalagi rupawan…

Aku tak sempurna seperti yang kau inginkan

Mencoba aku berusaha sama. Tapi itu palsu.

Ingat kata kepadanya, berucap aku padanya… berusaha berakting layaknya sang actor ternama

Demi mu..

Kau justru berkata, apa apaan aku ini.

Kau berhasil mengirimku ke lubang, namun aku bangkit. Tersenyum dan tertawa.

Namun kau melakukannya lagi…

Tapi kini? Apa kata kau akan berucap padaku lagi?

Karena aku sekarang, sesosok bisu tak bisa merespon segala ucapmu.

Tak bisa membalas segala perkataanmu.

Karena aku…

Telah terbujur kaku”






*dilarang plagiat*




Rr. Wahyu Nurul Fitri R
23:02 WIB
Jakarta, Bintaro
1 Agustus 200

0 comments:

Posting Komentar

Mohon kritik & sarannya yang membangun...
jangan menjatuhkan, ataupun semacamnya.
Terima kasih atas partisipasinya ^^

Related Posts with Thumbnails